Bantul – Bukan rahasia lagi di
beberapa tempat, cabang dan ranting Muhammadiyah kekurangan generasi penerus. Padahal
di sana terdapat amal usaha Muhammadiyah (AUM). Di AUM pendidikan, selain
memiliki kader potensial yakni para murid dan mahasiswa, juga terdapat guru,
dosen dan pegawai. Sayangnya, banyak di antara mereka tidak aktif di kegiatan
Muhammadiyah.
Melihat kondisi semacam itu,
seorang kader Muhammadiyah dari Bantul, Kholis, menuliskan harapannya kepada PP
Muhammadiyah. “Bagaimana ya kalau PP memberi instruksi bahwa setiap AUM di
Indonesia mewajibkan para pegawainya wajib berorganisasi Muhammadiyah,
'Aisyiyah & AMM. Sehingga setiap Cabang maupun Ranting tidak krisis kader,”
demikian tulis Kholis yang merupakan aktivis ranting dan cabang.
Ia pun menyayangkan ketika ada
sebagian orang yang mencari hidup di Muhammadiyah tetapi enggan menghidupkan
Muhammadiyah. “Sekarang yang bekerja di AUM kebanyakan ber-NBM hanya untuk
kepentingan pribadi dan sebagai sampel saja. Dan diajak berorganisasi
Muhammadiyah jarang yang mau ikut,” tulisnya.
Semoga harapan Kholis tersebut
bisa dijawab PP Muhammadiyah, sehingga para pegawai AUM bisa aktif di
persyarikatan Muhammadiyah.
0 comments: