Medan – Ombudsman RI
Perwakilan Sumut sangat mendukung program Pemuda Muhammadiyah yang membuka
Warung Makan Dhuafa. Sebab, dilihat dari pelaksanaannya, program ini menyimpan
banyak makna pesan moral.
Hal itu dikatakan Kepala Ombudsman RI Perwakilan
Sumut, Abyadi Siregar ketika didaulat sebagai pelayan di Warung Makan Dhuafa
Pemuda Muhammadiyah di kawasan Mesjid Raya Al Mas'un, usai Sholat Jumat,
(17/08/2018).
"Kalau dilihat
dari pelaksanaannya, program ini menyimpan banyak makna dan menyampaikan
banyak pesan. Lihatlah bagaimana program
ini dilaksanakan. Memberi makan secara gratis masyarakat yang tidak mampu.
Jadi, yang diberi makan adalah masyarakat susah," kata Abyadi Siregar.
Dijelaskan Abyadi,
makanan yang disajikan bersumber dari sumbangan amal/donasi dari banyak pihak.
Sedangkan yang memberi layanan adalah kader kader
Pemuda Muhammadiyah bersama tokoh-tokoh masyarakat, mulai bupati, gubernur dan
tokoh tokoh lainnya.
"Meski mereka
sebagai tokoh, pejabat dan lainnya, tapi mereka melayani masyarakat miskin.
Melayani masyarakat yang memang membutuhkan layanan," jelas orang nomor
satu di Lembaga Negara yang konsen di bidang perbaikan pelayanan publik ini.
Selain itu, Abyadi menegaskan, dari pelaksanaan program tersebut, dirinya
melihat bahwa program Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah ini sangat syarat
makna dan pesan.
Baca juga : Muhammadiyah Akuisisi Universitas di Malaysia
Di sana, tidak hanya
ada pesan untuk beramal, pesan dakwah, pesan toleransi, tapi juga yang lebih
penting lagi adalah di sana ada pesan atau seruan Pemuda Muhammadiyah untuk
semua pihak anak bangsa yang mendapat tugas amanah sebagai penyelenggara
layanan publik, untuk memberi layanan secara baik, memberi layanan secara
jujur, layanan yang memudahkan urusan rakyat.
"Konkretnya,
layanilah rakyat agar mereka mudah dalam urusannya. Bukan sebaliknya,
memberikan layanan yang menyusahkan dan menyakiti rakyat. Apalagi memberikan
layanan yang membola-bola masyarakat, layanan yang memungut uang rakyat
(pungli). Ini harus dihentikan," tegas Abyadi Siregar. Diungkapkan Abyadi,
sudah sejak lama bangsa kita ini dihadapkan pada penyelenggaraan pelayanan
publik yang buruk.
Baca juga : Pak AR Menolak Diangkat Menjadi Menteri
Kita tidak sadar,
bahwa bangsa kita sulit bangkit dan bersaing dengan negara lain adalah akibat
mental dan moralitas para penyelenggara pelayanan publik kita buruk. Lihatlah
KPK sudah bekerja maksimal dengan menangkapi banyak koruptor, tetapi tetap saja
korupsi terus tumbuh subur.
Lihat jugalah apa
yang dilakukan Ombudsman sebagai lembaga negara pengawas pelayanan publik.
Meski Ombudsman RI sudah bekerja keras mengawasi penyelenggaraan pelayanan
publik, tapi faktanya penyelenggaraan
pelayanan publik kita masih buruk.
"Saya kira, ini akibat buruknya mentalitas dan moralitas para
penyelenggara pelayanan publik kita," ungkap Abyadi Siregar.
Karena itu, melalui
momentum layanan Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah ini, Abyadi Siregar
menyerukan agar semua para penyelenggara layanan publik untuk memberikan
layanan dengan baik, jujur dan ikhlas kepada masyarakat. "Bukan dengan
memberikan layanan yang berbelit belit dan syarat Pungli yang menyusahkan
rakyat. Ingat, jangan susahkan rakyat," serunya.
Sementara itu, Wakil
Direktur Warung Dhuafa Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara,
Taufik Abdillah mengatakan lewat kegiatan ini, Pemuda Muhammadiyah ingin
menggugah hati para pejabat dan tokoh masyarakat untuk peduli dengan kaum
Dhuafa.
"Lewat kegiatan
ini, Pimpinan Wilayah Pemuda
Muhammadiyah Sumatera Utara ingin menggugah hati para pejabat dan tokoh-tokoh
masyarakat dan tokoh publik lainnya agar lebih peduli dengan kaum dhuafa,"
katanya.
Ditegaskannya, lewat
program Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang telah dilaksanakan oleh Pemuda
Muhammadiyah Sumut sejak bulan Juni 2018 ini akan terus berjalan secara berkesinambungan.
"Program ini sudah berjalan di Sumut di dua lokasi, yaitu, kota Medan dan
Kabupaten Deliserdang," tegasnya.
Sumber: https://www.gosumut.com
0 comments: