Meskipun aktif di lingkungan Muhammadiyah, tidak membuat KH As'ad
Humam menutup diri dari kalangan lain.
Foto kakek yang satu ini terpampang jelas di buku belajar membaca
Alquran Iqro'. Dialah KH As'ad Humam sang penemu metode membaca Alquran yang
populer pada era 90-an dan bahkan masih berjaya hingga sekarang. Pola
pengenalan Alquran yang ditawarkan sangat brilian, mendobrak kebuntuan cara
belajar Alquran ketika itu.
Tokoh yang lahir pada 1933 itu dibesarkan dan berkembang dalam
kesehajaan dan kecintaan terhadap ilmu. Iktikad yang besar mengabdi kepada ilmu
ia buktikan dengan belajar langsung kepada KH Dachlan Salim Zarkasyi. Meski tak
pernah lulus pen didikan formal, ia putus sekolah, terhenti di kelas dua
Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta, setingkat SMP.
Aktivitas perniagaan mengantarkan kedua tokoh untuk saling
mengenal. As'ad, begitu akrab disapa, adalah pedagang imitasi di pasar
Bringharjo, kawasan Malioboro, Yogyakarta. Jiwa berwiraswasta itu ia warisi
dari kedua orang tuanya. Dari sinilah As'ad lantas mengenal Metode Qiroati,
satu dari sekian metode baca Alquran yang sudah eksis lebih dulu.
Kegigihan dan keuletan As'ad mendorong gagasan-gagasan yang
inovatif. Putra dari H Humam Siradj tersebut menyusun sendiri pola-pola dan
teknik belajar membaca Alquran. Sempat mendapat penolakan dari sang guru,
akhirnya ia merangkul para sahabatnya yang tegabung di Angkatan Muda Masjid dan
Mushalla (Team Tadarus "AMM") Yogyakarta untuk menyusun sendiri
dengan pengembangan penggunaan metode Iqro'. Syahdan, ide tersebut
teralisasikan dengan baik.
Metode ini pun mendapat respons positif dari Muslim Tanah Air,
bahkan dampaknya dirasakan nyata secara luas di dunia internasional, terutama
kawasan Asia Tenggara. Metode ini dinilai memiliki banyak kelebihan, seperti
kemudahan dan akurasi.
TPA
Akhirnya, pada 16 Maret 1988 setelah melalui studi banding dan uji
coba, berdirilah Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA) AMM Yogyakarta. Setahun
kemudian, tepatnya 23 April 1989 berdiri Taman Pendidikan Al- Qur'an (TPA)
"AMM" Yogyakarta yang berlokasi di Kampung Selokraman Kotagede.
Penemuan metode dan aplikasinya tersebut mengundang decak kagum dan
minat para peneliti. Berbagai riset dan kajian berusaha mengungkap seluk beluk
metode ini. Sebagian besar berkesimpulan, bahwa metode ini efektif mengajarkan
belajar Alquran bagi para pemula, khususnya di TKA- TPA "AMM"
Kotagede Yogyakarta. Sebuah kajian menyebutkan, tingkat keberhasilannya
mencapai 89,9 persen bagi anak usia TK dalam waktu enam hingga 18 bulan.
Pantas bila atas jasanya itu Kiai As'ad mendapat deretan
penghargaan dari pemerintah. Pada 1991 menteri agama H Munawir Syadzali
menobatkan TKA TPA asuhan Kiai As'ad tersebut sebagai balai penelitian dan
pengembangan LPTQ asional. Kehadiran Iqro' pun me nyedot perhatian umat Muslim
seantero nusantara, bahkan hingga ke mancanegara.
Inklusif
Meskipun aktif di lingkungan Muhammadiyah, tidak membuat KH As'ad
Hu mam menutup diri dari kalangan lain. Untuk itu, ia selalu membuka pergaulan
seluas-luasnya dengan orang lain tanpa memandang organisasi, alir an keagamaan,
maupun lembaga yang diikutinya. "Semakin ramai kita berseminar mengenai
ukhuwah Islamiyah maka umat Islam akan rentan pecah."
Dalam berbagai forum-forum pertemuan, putra dari putra dari H Humam
Siradj ini tak henti-hentinya mengingatkan bahwa organisasi itu, baik
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Al-Irsyad, Persatuan Islam (Per sis), dan
lain sebagainya sekadar wasilah (alat) untuk memperjuangkan Islam.
Islamlah yang menjadi tujuan, bukan organisasi. Maka, tak aneh
ketika ia dengan suka rela menawarkan gagas an tentang metode Iqro' yang
dimiliki nya kepada KH Dachlan Salim Zarkasyi untuk dilaksanakan serta tidak
memilih lembaga-lembaga Muhammadiyah sebagai organisasi mayoritas di
lingkungannya.
Dalam pandangan Kiai As'ad, visinya bukanlah persaingan, melain kan
bagaimana dengan seefektif mungkin memberikan sebuah metode yang dirasakan
paling mudah untuk mengembangkan pembelajaran secara cepat kepada anak-anak
khususnya.
Jutaan santri yang belajar menggunakan metode ini hingga sekarang
menjadi amal jariah sosok wafat pada awal Februari 1996 di usia 63 tahun. Ia
menghembuskan napas terakhirnya pada Ramadhan, Jumat (2/2), sekira Pukul 11.30
WIB dan jenazahnya dishalat kan ribuan jamaah di Masjid Baiturahman Selokraman
Kota Gede. (ed: Nashih Nashrullah)
Sumber: republika.co.id
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه
ReplyDeleteKarya beliau bermanfaat sampai saat ini. Pahala mengalir walau jasad telah tiada. Jadi kangen AMM Jogjakarta dan ziarah ke makam beliau.