Oleh : Muhaimin Iqbal
Dua pekan lalu saya terbang dari Jakarta ke Malang menyusuri pantai
utara Jawa sebelum berbelok ke selatan di sekitar Surabaya. Karena penerbangan
kali ini lebih rendah dari biasanya yaitu di sekitar 29,000 feet, saya bisa
menyaksikan pemandangan yang sesungguhnya luar biasa tentang pulau Jawa. Namun
pada saat yang bersamaan, ada yang mengusik saya yaitu pemandangan daerah
gersang dari Jakarta sampai Indramayu. Saya kawatir telah terjadi proses
desertification di daerah ini.
Desertification adalah proses dimana lahan-lahan yang semula subur
karena satu dan lain hal berubah menjadi gurun. Penyebabnya bisa karena
penebangan hutan, aktifitas penambangan, penelantaran lahan dlsb. Penyebab
terakhir ini yang paling mungkin terjadi di sepanjang pantai utara Jawa Barat
sampai Indramayu tersebut.
Secara umum berdasarkan publikasinya USDA (United Stated Department
of Agriculture) – seperti dalam peta di bawah - Indonesia mestinya merupakan
daerah yang aman dari proses desertification. Namun ini tidak menjamin bahwa
proses tersebut tidak terjadi, terutama bila kita lalai dari menjaga kesuburan
lahan kita.
Saya kawatir apa yang saya lihat dari pesawat tersebut - yang
kemudian saya cek dengan petanya Google – merupakan gejala proses
desertification di lahan-lahan yang diterlantarkan oleh pemiliknya. Proses
desertification ini tidak berjalan ujug-ujug sehingga pemilik/pengelola nya
sendiri sangat bisa jadi tidak menyadarinya, tetapi proses dan gejalanya
sesungguhnya mudah diamati.
Desertification of Jawa ?
Di Indonesia yang Alhamdulillah masih diberi hujan yang relatif
merata, desertification hanya terjadi bila pemilik lahan-lahan luas kebangetan
dalam mentelantarkan lahannya. Ketika hujan turun dibiarkan air terus mengalir
ke laut atau habis lagi menguap ke udara, maka dari sinilah awal proses
desertification itu mulai.
Bila proses ini dibiarkan terus menerus – perlahan tetapi pasti –
daerah gersang itu akan terus bertambah luas. Semakin luas kegersangan, semakin
cepat lagi air yang turun menguap kembali ke udara – saat itulah proses
desertification itu terakselerasi.
Sebelum ini terjadi, kita
kudu berbuat sesuatu – agar kita tidak meninggalkan tanah di negeri yang
seharusnya hijau royo-royo ini menjadi gurun bagi anak cucu kita. Tetapi apa
konkritnya yang bisa kita lakukan agar desertification ini tidak terjadi ?
Idealnya adalah bila lahan-lahan di negeri ini dikelola secara
syar’i. Yaitu lahan-lahan yang diterlantarkan oleh pemiliknya lebih dari tiga
tahun, diambil alih oleh negara dan kemudian diserahkan kepada yang mampu
memakmurkannya. Bila ini ditempuh, maka tidak akan ada lahan yang sempat
nganggur melebihi tiga tahun – sehingga tidak sempat terjadi proses
desertification.
Bila pemberlakukan syariat ini mungkin dianggap kurang pas di negeri
Bhinneka Tunggal Ika ini, maka pemerintah perlu membuat aturan yang senada.
Intinya pemerintah-pemerintah daerah harus mengawasi lahan-lahan di daerahnya
agar tidak ada yang diterlantarkan.
Diluar apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah, rakyat seperti kita
juga banyak yang bisa dilakukan. Menanam pohon banyak-banyak adalah hal yang
antara lain bisa kita lakukan ini. Perusahaan-perusahaan bisa mendanai
penanaman pohon ini dengan dana CSR-nya kemudian rakyat yang banyak bisa
dilibatkan dalam penanaman dan pemeliharaannya.
Mekanisme Ormas Menghijaukan Bumi
Sebagai contoh pekan lalu ada serombongan satu bis besar delegasi
dari LAZIS Muhammadiyah seluruh Jawa Tengah menemui kami. Salah satu inti
pembicaraan adalah bagaimana kita bisa menggerakkan jama’ah mereka yang sangat
banyak itu untuk kegiatan menanam ini.
Bibitnya tidak harus mereka
beli, kita bisa carikan perusahaan-perusahaan besar yang mau mendanai
pembibitannya melalui dana CSR mereka. Agar jama’ah yang besar ini bersemangat
untuk menanam dan memeliharanya, maka pohon-pohon yang ditanam haruslah yang
memberikan hasil buah yang bernilai tinggi bagi mereka.
Maka lagi-lagi pilihan kami jatuh pada lima pohon utama yang ada di
Kebun- Kebun Al-Qur’an yaitu kurma, anggur, zaitun, delima dan tin. Dengan
memilih pohon-pohon ini, keberkahanNya insyaAllah akan dibukakan karena 1) kita
berusaha memahami dan mengamalkan kandungan kitabNya; 2) karena kita menjawab
perintahNya untuk memakmurkan bumi; 3) kita berusaha melaksanakan syariatnya
yaitu tidak mentelantarkan lahan-lahan kita; 4) kita berusaha melaksanakan
perintahNya untuk memberi makan di hari kelaparan ; 5) kita merespon
peringatanNya untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah.
Selain dengan organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah ini,
komunikasi yang sama juga sudah mulai kita bangun dengan jama'ah Nadhatul Ulama
– mudah-mudahan nantinya umat yang besar ini bisa digerakkan untuk tujuan yang
sama, yaitu memakmurkan bumi dan mewariskannya secara lebih baik bagi generasi
yang akan datang – dan bukan mewariskan gurun bagi mereka !
Sumber: geraidinar.com
0 comments: