Setelah menyaksikan film sang pencerah, langsung
terkagum-kagum dan banyak belajar dari film tersebut. Film itu menceritkan
tentang seorang Kyai Haji Ahmad Dahlan. Beliau adalah seorang sosok yang
professional dalam menjalankan profesinya sebagai seorang Kyai. Beliau tetap
teguh memegang ajaran yang beliau yakini benar walupun lingkungan sekitarnya
menghimpit dan mencibirnya.
Beliau juga teguh memegang prinsip sebagai seorang Kyai
untuk mengajarkan agama tidak lantas membelot kepada urusan – urusan politis
untuk memperkaya diri sendiri. Beliau menyerahkan dan berupaya semaksimal
mungkin agar dakwah yang beliau ajarkan dapat berjalan walaupun harus
menggunakan sumbangan pribadi yang beliau punya. Nilai – nilai keagamaan dan
luhur yang beliau ajarkan pada setiap pengajian dan murid – muridnya pun selalu
beliau berusaha untuk memegang teguh sesuai dengan agama Islam yang ia yakini.
Saat beliau mendapat tawaran untuk mengajar para priyayi
beliau tidak serta merta langsung menolak dengan menyangkutkannya dengan alasan
politis, karena mereka Belanda. Tapi, beliau malah lebih berusaha dan mencoba
agar para kalangan priyayi dapat menerima ajaran dakwahnya. Berikut alasan kami
menjadikan KH.Ahmad Dahlan sebagai seorang professional jika dikaitkan kepada
empat prinsip etika profesi.
K.H Ahmad Dahlan memiliki tanggung jawab yang sangat
besar sebagai Kyai dan beliau sangat bertanggung jawab baik sebagai Kyai maupun
kepala keluarga. Sebagai contoh, K.H Ahmad Dahlan mengatakan bahwa arah kiblat
yang biasa digunakan di Yogyakarta tidak mengarah ke barat. Pernyataan tersebut
sempat ditentang oleh para pengemuka agama yang berada di sana. Namun, K.H
Ahmad Ahmad bertanggung jawab atas pernyataanya. Ia mencari kebenaran dengan
mempelajarai berbagai macam ilmu untuk dapat membuktikan bahwa pernyataan yang
ia keluarkan benar adanya.
Perubahan arah kiblat yang diinformasikan oleh K.H Ahmad
Dahlan menjadi polemik pada saat itu. Para tetua agama tidak setuju kepada K.H
Ahmad Dahlan dan malah membakar langgar miliknya, mengatakan bahwa K.H Ahmad
Dahlan merupakan Kyai yang sesat. K.H Ahmad Dahlan sempat ingin pergi dari
tempat asalnya namun karena rasa tanggung jawab yang ia miliki sebagai Kyai ia
kembali. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk meletakan kebenaran dan
mengajak umatnya untuk ikut kembali ke jalan yang benar.
Selain itu saat ia singgah di sekolah para priyayi,
hatinya terpanggil untuk mengajarkan agama islam kepada pada siswa di sana. Dan
akhirnya dengan usaha yang keras akhirnya dia dapat menjadi guru di sana dan
meletakan agama islam sebagai pedoman agama kepada anak-anak bangsawan yang
notabenenya tidak mengenal agama. Dia juga membuka madrasah di tempat
tinggalnya hanya untuk memberikan ilmu kepada anak-anak yang kurang mampu.
Sebagai Kyai, K.H Ahmad Dahlan selalu merasa bertanggung
jawab atas semua kebatilan yang ada di sekitarnya. Dengan semua ilmu yang ia
miliki K.H Ahmad Dahlan berusaha untuk menjalankan keajibannya sebagai seorang
Kyai.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, Ahmad Dahlan adalah
seorang Kyai yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Beliau sangat
konsisten menjalankan profesinya. Selain bertanggung jawab, Kyai Haji Ahmad
Dahlan juga seorang yang adil. Beliau mendidik dan mengajar tanpa
membeda-bedakan siapa dan darimana anak didiknya berasal.
Beliau mendirikan langgar kidul dan sekolah gratis khusus
untuk anak-anak yang tidak mampu mengenyam pendidikan di bangku sekolah umum.
Beliau mendirikan langgar kidul guna memperluas syiar agama Islam. Untuk
mendirikan langgar dan sekolah, Ahmad Dahlan sama sekali tidak mendapatkan
bantuan dari pemerintah Yogyakarta pada
saat itu.
Biaya untuk mendirikan langgar kidul dan sekolah adalah
murni uang pribadi dan uang simpanan milik Ahmad Dahlan. Sekolah tersebut
bertempat dirumahnya, diperuntukan bagi kaum pribumi yang miskin. Dalam
mendidik, Ahmad Dahlan tidak pandang bulu. Siapapun yang mau belajar boleh
datang ke langgar dan sekolah miliknya. Beliau bersedia tidak dibayar demi
mendidik dan mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Suatu ketika, ada seorang anak belanda, murid di sekolah
umumnya, yang ingin ikut belajar di sekolah gratis yang didirikan oleh Ahmad
Dahlan, beliau pun dengan senang hati mengizinkan. Dengan kehadiran anak didik
Belanda, tidak merubah cara Ahmad Dahlan mengajar, beliau tidak pilih kasih.
Beliau memperlakukan semua anak didiknya sama, sederajat, tanpa membedakan
kasta.
Istri Ahmad Dahlan yaitu Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan)
mendirikan Muhammadiyah bagian wanita atau yang dinamai Aisyiyah. Aisyiyah
telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan
berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria. Secara tidak langsung, keberadaan
Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan telah memberikan keadilan untuk
kaum perempuan. Karena dengan adanya organisasi ini, perempuan dapat mengeyam
pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.
Dalam menjalankan dakwahnya sering kali KH.Ahmad Dahlan
menggunakan cara – cara yang unik dan baru. Seperti halnya menggunakan alat
musik Biola, yang mana pada saat itu tergolong tabu, untuk menyampaikan dakwah
– dakwah islamiahnya. Beliau mengajarkan agama dengan cara yang menyenangkan
mengibaratkan bahwa agama itu indah, agama itu tidak memberatkan, dan agama itu
bukan paksaan. Juga pada saat mengajar di sekolah rakyat yang beliau dirikan,
KH.Ahmad Dahlan menggunakan fasilitas – fasilitas pendukung layaknya kursi dan
meja juga papan tulis, beraneka poster peta dunia, juga mengajarkan anak – anak
didiknya bahasa – bahasa asing yang beliau kuasai.
Pada saat mengajar dengan menggunakan fasilitas –
fasilitas pendukung yang biasanya digunakan oleh bangsa Belanda beliau mendapat
cemoohan dan cibiran serta teguran langsung dari para petinggi ulama dari
kesultanan namun, beliau tidak berkecil hati dan merasa sakit hati. Beliau
dapat menanggapi hal itu sebagai sebuah pelajaran yang harus beliau maknai dan
tidak serta merta marah akan cibiran yang dilontarkan. Beliau telah dapat
menentukan teritori otonomi pada dirinya sendiri untuk bersikap inovatif dan
menerima segala macam kritik yang dengan bijaksana beliau jadikan sebagai
pelajaran dan cara pendewasaan diri.
Kepada lingkungan yang terus mengekang dan mencemoohnya
beliau tetap tawakkal dengan tidak pernah bertindak anarkis pada orang – orang
yang bermaksud jahat pada dirinya. beliau mencoba merangkul semua orang tidak
berdasarkan persamaan yang dimiliki. Beliau bertindak bijak terhadap lingkungan
pengekang yang menghimpitnya dan malah menjadikan cibiran dan fitnah yang
beliau dapat adalah suatu proses untuk mencapai hasil akhir yang lebih baik
lagi.
KH. Ahmad Dahlan merupakan seorang penyiar agama islam
(ulama) dan seorang guru yang memiliki integritas moral yang sangat baik. Ulama
adalah oramg yang dengan keluasan ilmu dan integritas moralnya dapat
mentransformasikan pengetahuan dan bimbingan masyarakat menuju cita-cita
individual dan kolektifnya.
Dengan kata lain dengan menjadi seorang ulama sudah pasti
seseorang tersebut memiliki integritas moral yang baik karena integritas moral
merupakan hal yang dilihat paling mendasar dan dapat dijadikan panutan oleh
umatnya.
Hal ini terbukti dengan mudahnya ia diterima di berbagai
organisasi. KH. Ahmad Dahlan merupakan seorang yang aktif dalam kegiatan
bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah
diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan
cepat mendapatkan tempat di organisasi Jamiyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat
Islamdan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad.
Dengan integritas moral yang selalu dijaga dan
dimilikinya banyak orang yang mulai mengikuti dan ikut serta dalam langgar
kidul Ahmad Dahlan yang didirikan sebagai pembelajaran agama islam.
Dapat dilihat dari ilustrasi di atas bahwa semua orang
yang yang masih memiliki nurani yang bersih tentu akan merindukan pemimpin yang
memiliki modal integritas moral yang tangguh seperti KH. Ahmad Dahlan. Ahmad
Dahlan merupakan orang yang tahan terhadap berbagai gelombang badai menyesatkan
sehingga tetap teguh untuk memperjuangkan ajaran islam secara baik dan benar.
KH. Ahmad Dahlan merupakan sosok tokoh profesional yang
patut untuk dicontoh integritas moralnya karena, dengan mencontoh integritas
moral KH. Ahmad Dahlan kita akan memperoleh keteladanan dari para ulama baik
secara kredibiltas keilmuan dan integritas moralnya yang sangat diakui. Tanpa
keberadaan ulama yang memiliki ilmu yang luas dan integritas moral yang tinggi
bisa jadi hidup kita akan kehilangan bimbingan yang menyebabkan perjalanannya
tersungkur-sungkur dalam kesesatan yang menjeratnya.
Melalui teladan integritas moral dalam sosok Ahmad Dahlan
yang rela mengobarkan semangatnya yang pantang menyerah, antusiasme, dan
inspirasi kepada orang-orang di sekitarnya. Dan akhirnya menginspirasi warga
Muhammadiyah yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Semoga hal ini dapat menghidupkan kembali
kebesaran tokoh KH Ahmad Dahlan, pemikiran-pemikirannya, serta menginspirasi
generasi muda untuk berbuat sesuatu untuk negeri ini dan akan bermunculan Ahmad
Dahlan-Ahmad Dahlan baru yang dapat membawa perubahan di negeri ini.
Walaupun K.H Ahmad Dahlan telah wafat namun ia merupakan
tokoh yang sangat patut dicontoh, bergaullah dengan orang-orang yang memiliki
integritas moral seperti KH. Ahmad Dahlan karena Nabi Muhammad Saw melukiskan
bergaul dengan orang-orang berilmu dan shalih tak ubahnya seperti berteman
dengan penjual minyak wangi. Walaupun kita tidak mendapatkan percikan minyak
wanginya secara langsung, namun semerbak wanginya mengharumkan tubuh kita.
Sumber : https://romysyaputra.wordpress.com
0 comments: