Jurnalpublik.com –
Saat ummat malas berpikir, ini pertanda ada yang tak beres dari petuah para
ulama. Inilah yang kemudian memunculkan hadirnya para “pendobrak” pemikiran
dalam Islam pada Abad ke-20. Nama-nama Sayyid Jamaluddin al-Afghany, Syaikh Muhammad
Abduh, dan Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, banyak disebut dalam karya Hamka di
tangan pembaca budiman. Nama-nama yang ingin ummat Islam bangkit melawan,
mengejar ketertinggalan dari bangsa kafir. Dari mereka yang menjajah dengan
imperialisme dan missie pemurtadan aqidah. Sayangnya, kehadiran para
“pembaharu” ini tak sepenuhnya diterima di kalangan ulama. Terjadilah
kegaduhan, silang pendapat ihwal berislam, kendati lebih sering yang
diperbincangkan adalah soal cabang, furu’.
Dalam posisi sebagai
bagian yang menyokong ide-ide para tokoh “pembaharu” tadi, Hamka tak berarti
masuk dalam ta’ashshub golongan. Melalui tulisan yang dibuat sepanjang
1954-1964 (artinya, sebelum Hamka dipenjara pemerintah Sukarno), akan terlihat
bagaimana ia memosisikan diri. Sekalipun mengkritik taqlid dan ashabiyah
golongan, Hamka tidak lantas menjadi sosok garang tukang memvonis. Ia justru
sebaliknya, menghadirkan ajakan persatuan sembari “mengobati” penyakit ummat.
Salah satunya adalah membuka perbincangan masalah khilafiyah. Bukan untuk
saling menjatuhkan marwah, apalagi merenggangkan persatuan.
Buku ini disusun
berangkat dari kesadaran menggali khazanah ulama. Tema persatuan ummat tidak
henti untuk digali dan disebarluaskan. Bukan semata untuk dibaca, namun juga
dihayati dan diamalkan. Tulisan seorang ulama besar di Alam Nusantara seperti
Hamka, amat sayang apabila terluputkan. Lebih-lebih di soalan yang masih jadi
titik lemah ummat: persatuan. Perpecahan masih mudah ditemui di sana-sini.
Kiranya dengan menyimak tuturan bijak, atau kadang teguran menyentuh, dari
Hamka, ummat bisa tersadarkan.
Penulis: Buya Hamka
Penyusun buku: Yusuf
Maulana
Penerbit: Galata
Media
Cetakan 1; Januari
2018
Tebal buku: 270
halaman
Kertas isi: HVS 70
gram
Untuk pemesanan bisa kontak via WA ke 0857 4314 1977
0 comments: