Oleh :
Dwi Sumartono
MEK
PCM Minggir
--------------------------------
"Selamat,,,
pawai ta'aruf Milad Muhammadiyah ke 108
sukses !!" demikian salah satu WA
yang masuk ke phone sel saya, beberapa
jam setelah pawai ta'aruf selesai, Sabtu seminggu lalu.
Para peserta pawai Ta'aruf berkumpul i Lapangan Dekso Kulon Progo |
Inilah
terobosan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Acara yang melibatkan 2 PCM, 2
Kabupaten. PCM Minggir, Sleman dan PCM
Kalibawang, Kulonprogo.
Inilah
bukti kebersamaan dan kerjasama yang diikat oleh satu keyakinan.
Tak
kurang dari 5000 orang terlibat langsung.
Laki-laki perempuan, tua muda, besar kecil, bahkan anak PAUD pun ikut
pawai. Berjalan dari lapangan Dekso
menuju lapangan Kebonagung. Via jembatan
Kreyo. Melintasi indahnya panorama Kali
Progo.
Pawai
ta'aruf ini hanya salah satu dari rangkaian Milad ke 108. Yang lain : Launching mobil kemanusiaan, Penyerahan simbolis 10.000 pohon sengon dan
terakhir : donor darah.
Dari
kesemuanya ada satu hal yang menjadi kunci yakni : Alhamdulillah, hujan tidak
turun selama berlangsungnya acara.
Bahkan satu tetespun.
Padahal, jauh sebelum acara, banyak yang menyangsikan
suksesnya acara. Atau minimal
mengkhawatirkan turunnya hujan selama
acara berlangsung. Sangat beralasan
karena sekarang adalah puncaknya bulan hujan tahun ini.
Tak
pelak, banyak yang menganjurkan untuk memperbanyak doa agar tidak turun
hujan.
Salah
satunya: doa dari pak Anton photo yang
dishare, bunyinya begini : " Ya Allah berikanlah kemudahan dan kelancaran
dalam acara pawai ta'aruf Milad Muhammadiyah ke 108. Mohon kepadaMu agar tidak hujan. Mohon hujan dipindahkan ke tempat yang lain
".
Dari
pinggir lapangan, diam - diam saya
mencoba menghitung jumlah pedagang yang berada di seputar lokasi. Tidak kurang dari 50 orang.
Mulai
dari penjual makanan, minuman, mainan anak-anak, angkringan, sampai ada penjual
burung emprit warna-warni.
Sayapun
setengah kaget, ternyata burung emprit yang menjadi "hama padi" pun
ternyata laku dijual.
Sambil
menunggu lapak MEK PCM, seorang teman, sempat bertanya kepada saya : "Apa
yang menarik dari acara yang meriah ini ?". " Tentu saja : kebersamaan, kerjasama, dan pengorbanan
", jawab saya.
"Ada
yang kurang Mas," terang dia.
"Apa
itu ? " tanya saya.
"Yakni : potensi jamaah", sergah
dia.
Betul
memang. Betapa besar potensi yang nampak
dari peristiwa ini. Peserta pawai yang
ribuan jumlahnya, ditambah panitia, tamu
undangan dan pengunjung, jelas merupakan pasar potensial secara ekonomis.
Sementara
itu, jamaah yang lain, menjawabnya dengan menyediakan berbagai kebutuhan. Dari
makanan, minuman, nasi, gorengan, mainan anak, roti, beras, bahkan
burung emprit warna warni.
Itu
hanya dari satu potensi. Dan belum
tersentuh untuk dikembangkan. Tentunya
masih banyak potensi yang lain.
Ibarat
raksasa tidur, kekuatan itu menunggu didekati dan kemudian "disentuh".
Kapan
itu terwujud ??
Agaknya
Milad tahun ini harus menjadi momentum untuk bangkitnya ummat. Dengan satu tekad dan keyakinan, kita pasti
bisa !!
Sebagaimana
kita bisa "memindahkan" hujan dari Minggir dan Kalibawang, ke tempat
yang lain. Tentunya, hanya dengan
doa. Selebihnya, kuasa Allah yang
menentukan.
Dan
ketika itu, hujan dipindahkan kemana Pak Anton ??
(*)
0 comments: